Sebuah buku yang unik. Tipografinya menyerupai puisi. Namun, bahasanya sangat prosaik, cara penuturannya naratif, bahkan terdapat dialog-dialog di dalamnya sehingga mengesankan sebagai sebagai sebuah cerpen. Tema yang disampaikan merupakan kumpulan pemikiran atau perenungan. Pemikiran dan perenungan yang kemasannya tidak konseptual, tetapi lebih cenderung naratif dan dramatik.
Menilik judulnya, buku ini bercerita (atau berbicara) tentang tokoh Djaminten. Dilihat dari cara penulisan nama Djaminten dengan menggunakan ejaan lama yang masih berbau Belanda (atau zaman Kolonial), mengindikasikan bahwa tokoh tersebut terbilang tua. Selain itu, tokoh Djaminten juga digambarkan tidak sekadar sebagai pribadi, melainkan representasi dari kebudayaan Jawa di masa lalu dengan berbagai pengetahuannya mengenai kebudayaan tersebut.
Ulasan
Belum ada ulasan.