Review novel Percumbuan Topeng karya S. Prasetyo Utomo ini saya tulis untuk memberi jalan kepada pembaca masuk ke lorong cerita novel ini.
Novel ini diterbitkan oleh Penerbit Cipta Prima Nusantara (2022) atau ciprinus.com. Sedangkan S. Prasetya Utomo dikenal sebagai cerpenis yang karya-karya cerpennya sudah malang melintang di media lokal maupun nasional.
Review tokoh novel Percumbuan Topeng
Korban dan pelaku pengkhianatan.
Semua tokoh novel ini adalah manusia-manusia yang berada di tengah pusaran pengkhianatan. Mereka menjadi pelaku sekaligus korban pengkhianatan akibat dari hubungan cinta, pilihan hidup, jabatan atau kekuasaan, dan nafsu keserakahan.
Gani, laki-laki yang menginginkan hidup tenang menjelang pensiun, dirayu oleh Suman (pengusaha) dan Arum, istrinya, agar mencalonkan diri sebagai wakil wali kota. Tapi, Gani menolak. Gani ingin hidup damai dengan gamelan mengiringi Dewi Laksmi menari topeng.
Penolakan itu mengakibatkan Gani bertengkar dengan istrinya yang gila kekuasaan, kebebasan, uang, dan pengakuan. akibatnya?
Pengkhianatan seorang istri
Arum meninggalkan Gani, dan kedua putrinya Wulan dan Dewi Laksmi. Perempuan itu minggat dengan membawa sertifikat rumah dan ladang warisan orang tua Gani.
Rumahnya dan ladangnya di Bukit Rembulan itu dia jual. Perempuan mantan penari itu menjualnya kepada Suman. Kemudian uangnya digunakan untuk membiayai pencalonan dirinya sebagai wali kota. Sayang sekali, Arum gagal menjadi wali kota.
Arum kemudian menjadi wanita simpanan Suman yang telah menguasai seluruh aset Arum. Ia tinggal di pemukiman rumah baru di Bukit Rembulan, yang dibangun oleh pengusaha Suman.
Perempuan ini ingin mereguk kebebasan dan kejayaan masa mudanya yang hilang semenjak menjadi istri Gani. Ia bosan dengan kehidupan sebagai ‘istri setia’ Gani. Menunggu suaminya pulang kantor, hidup mapan, dan terkurung dalam dunia rumah tangga.
Anda mulai terprovokasi oleh intrik-intrik tokoh cerita yang merangkak semakin kompleks, bukan?
Lanjut membaca review novel ini hingga selesai
Mari kita review novel ini dengan melihat tokoh Suman.
Suman adalah pengusaha properti besar yang sedang melakukan ekspansi usahanya. Ia ingin menguasai semua lahan dan tanah untuk disulap menjadi perumahan mewah. Tak peduli lahan tersebut masih wingit dan masih berbentuk hutan yang ditunggu oleh jin dan dayang.
Apapun halangan yang menghadang, ia akan menerjangnya tak peduli kutukan leluhur, setan, dan dayang penunggu wilayah tersebut.
Suman adalah lelaki korban pengkhianatan dan dendam.
Rumah dan orang tuanya tergusur oleh pembangunan telaga. Orang tuanya hidup di pulau seberang sebagai transmigran dan ia sendiri terpisah dari keluarga. Suman kecil besar ikut orang, menjadi mandor bangunan dan akhirnya sukses sebagai pengusaha properti.
Istrinya lumpuh. Setiap kali ia pergi ke telaga itu, ia seperti bercermin di air mata pengkhianatan dan dendam masa lalu yang tak bisa dilupakan. Hidupnya pindah dari perempuan satu ke perempuan lain.
Review Kehidupan Dewi Laksmi
Di pihak lain, Dewi Laksmi, tokoh utama novel ini, hidup di rumah reot bersama ayahnya. Belajar menari topeng, pentas dari dari kota satu ke kota lainnya. Bahkan, ia mulai pentas ke luar negeri.
Topeng-topeng yang dikenakan dalam pentasnya dipahat oleh Widi, anak dari pemahat topeng yang konon adalah gurunya Gani. Widi sendiri juga dikhianati oleh istrinya dan bercerai. Hidup bersama putri tunggalnya bernama Rara. Kesepian.
Keakrabannya dengan Laksmi membuat Widi jatuh cinta dengan gadis cantik itu. Tapi sayang, Laksmi tidak bisa menerima cinta Widi karena gadis itu sudah mempunyai calon suami.
Tentu saja Widi kecewa. Perasaan kecewa itu membuatnya harus pindah ke Ubud. Dia meninggalkan desanya, Hutan Larangan, yang masih lebat oleh pepohonan besar. Tanah warisan nenek moyangnya itu jatuh juga ke tangan Suman.
Widi menikah dengan seorang penari bernama Kartika dan hidup sebagai pelukis dan pembuat topeng.
Pengkhianatan tak pernah usai
Pengkhianatan antar tokoh-tokoh dalam novel ini menghalangi mereka untuk hidup bersama keluarga tercinta. Mereka juga harus mengkhianati para leluhurnya karena gagal mempertahankan tanah pusaka.
Sebenarnya secara kodrat mereka ingin hidup selaras dengan alam, dengan segala mitologi yang menyatu dengan alam. Tapi, apa daya, perubahan sosial dan nafsu hedonisme terhadap uang dan kekuasaan mengalahkan segalanya. Filsafat topeng dalam novel ini bahwa hidup hanya wajah tak sebenarnya karena selalu ada topeng yang menutupinya.
Apakah Dewi Laksmi bisa selamat dari pengkhianat cinta. Bagaimana hubungan Laksmi dengan calon suaminya yang seorang pilot? Lalu apa hubungannya dengan Alya?
Setelah membaca review novel ini, silakan baca novelnya tersedia di sini.